Pengajaran Bahasa Jepang Ditinjau dari Perspektif Kajian Pemerolehan Bahasa Kedua

Pengajaran Bahasa Jepang Ditinjau dari Perspektif Kajian Pemerolehan Bahasa Kedua

Ilmu Budaya / 2 days ago

Kamis, 2 Desember  2021, seri ke-4 kuliah umum kembali diselenggarakan oleh Prodi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya. Pada kesempatan ini panitia menghadirkan Prof. SAKAMOTO Tadashi dari Nagoya University of Foreign Studies. Acara tersebut dihadiri oleh lebi dari 200 orang peserta dari sivitas akademika Fakultas Ilmu Budaya Unpad dan berbagai kalangan lainnya.

Kuliah umum ini dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis ke-63 Fakultas Ilmu Budaya dalam upaya peningkatan rangking Unpad menjadi World Class University.

Prof. SAKAMOTO Tadashi adalah akademisi yang dikenal dalam bidang second language acquisition bahasa Jepang. Tidak hanya karya-karya ilmiah di bidang tersebut, beliau juga banyak menerbitkan buku-buku yang banyak digunakan oleh para calon pengajar bahasa Jepang sebagai referensi di bidang pengajaran atau sebagai panduan untuk menempuh ujian sertifikasi pengajar bahasa Jepang.

Prof. SAKAMOTO memulai pemaparannya dari bagaimana seseorang dapat menggunakan atau memeroleh suatu bahasa. Beliau menjelaskan bahwa ada dua cara dalam mempelajari bahasa, yaitu dengan mempelajari tata bahasanya (rule based learning), atau langsung belajar dengan cara berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari (item based learning). Beliau memberikan contoh bahwa banyak atlet sumo yang berkewarganegaraan non-Jepang yang fasih berbahasa Jepang tanpa mempelajari tata bahasanya, namun melalui komunikasi langsung dengan penutur asli dalam kehidupan sehari-hari. Jika demikian, muncul pertanyaan, sejauh mana kepentingan mempelajari tata bahasa bagi pemelajar bahasa Jepang dan/atau asing? 

Prof. SAKAMOTO pun mengungkapkan bahwa kedua metode pembelajaran tersebut sangat penting dan perlu diterapkan bersamaan agar kemampuan bahasa pemelajar menjadi seimbang. Jika terlalu berfokus pada tata bahasa maka ada kecenderungan pemelajar pintar dalam hal tata bahasa saja tapi tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Begitu pula sebaliknya, jika hanya belajar melalui komunikasi dengan prinsip “yang penting lawan bicara paham”, pemelajar cenderung melakukan kesalahan  tata bahasa yang sulit diperbaiki yang dapat mengakibatkan kesalahpahaman.

Prof. SAKAMOTO pun menekankan pentingnya memanfaatkan media-media yang ada di internet sebagai bahan ajar untuk masukan alami pembelajaran bahasa yang dipelajari. Namun, beliau juga menekankan pentingnya memiliki akses untuk berlatih menggunakan bahasa tersebut sebagai luaran pembelajaran bahasa yang telah dipelajari.

Di penghujung acara banyak pertanyaan dari peserta, baik yang menanyakan pendapat maupun komentar Prof. SAKAMOTO terhadap kondisi pengajaran bahasa Jepang yang ada saat ini.

Penulis: Samsul Maarif