Kurangi Tingkat Kelaparan, Mahasiswa Unpad Beri Beasiswa Makan bagi Kalangan Tidak Mampu
Jatinangor, Jawa Barat – Makanan dan minuman menjadi suatu kebutuhan primer bagi setiap makhluk hidup. Akan tetapi, tidak semua orang mampu menjangkau hal tersebut. Salah satu faktornya, yaitu karena ekonomi.
Menyadari kenyataan kondisi tersebut, mahasiswa Universitas Padjadjaran, Nur Rachman, yang akrab disebut “Ray” membuka peluang yang memungkinkan semua orang, termasuk mahasiswa dan masyarakat sekitar dapat makan dengan membayar seikhlasnya. Hal ini dilakukannya dengan membuka sebuah rumah makan yang diberi nama “Surga Dunia”. Adapun visi yang diangkatnya, yaitu “Indonesia Anti Kelaparan”. Dengan ini, Ray berharap dapat memberi makan kepada kalangan tidak mampu.
“Biasanya teman-teman di akhir bulan suka susah makan karena kehabisan uang. Minimal kita bantu mereka daripada membantu dengan cara mentraktir dan menjadi ketergantungan,” ungkap Ray kepada Humas Unpad pada Kamis (23/10).
Bisnis yang dikembangkan oleh Ray ini telah mengalami pasang dan surut. Sejak dibuka tahun 2012, Ray kerap berusaha untuk menarik para investor agar yakin dengan konsep rumah makan yang diusungnya tersebut. Namun, setelah 3 bulan berjalan, bisnisnya ini mengalami kerugian karena ketidakjujuran para pengunjung. Rumah makan yang ditujukan untuk membantu kaum papa, alih-alih justru dimanfaatkan oleh pengunjung yang mampu dengan membayar sesukanya.
Meskipun mengalami kerugian karena hal tersebut, Ray bersama ketiga temannya tidak hilang akal untuk tetap membantu. Mereka kerap mengkaji dan mengevaluasi konsep rumah makan “Surga Dunia” tersebut. Hal tersebut membawa mereka kepada metode baru dengan menerapkan waktu tertentu untuk dapat membayar sesukanya. Namun, hal ini tetap tidak berjalan optimal, sehingga Ray memutuskan kepada pengunjung untuk membayar sesuai harga yang telah ditetapkan. Kendati demikian, Ray tetap dapat membantu kalangan tidak mampu dengan memberi “beasiswa makan”.
“Untuk yang gak mampu tinggal daftar ke kita, sehingga kita seperti memberi beasiswa makan. Mereka tinggal daftar, isi formulir dan mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan kita akan kasih Kartu Anti Kelaparan. Jadi segmentasinya menjadi lebih jelas”, ungkapnya.
Konsep “berbisnis sambil beramal” nyatanya mampu membawa Ray meraih Juara I Tingkat Nasional kategori Industri dan Boga pada ajang Wirausaha Muda Pemula Berprestasi Nasional yang diadakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Ray mengaku bahwa konsep rumah makan demikian menjadi satu-satunya di kawasan Asia saat itu.
Dari bisnis industri yang telah dilakukannya, Ray mengaku bahwa ia sangat menikmati usahanya. Ia menjelaskan bahwa hal ini dapat merealisasikan tujuannya untuk membantu mahasiswa, staff, maupun masyarakat yang tidak mampu dengan ikhlas.
Program-program yang turut berkontribusi pada pengentasan kemiskinan diharapkan semakin luas dan mampu merealisasikan fungsinya sesuai target. Hal ini merupakan langkah yang tepat dalam upaya mengurangi bencana kelaparan yang dapat terjadi kepada mahasiswa, staf, maupun masyarakat luas yang tidak mampu.
Red : Maria Imanuella Dewi Sekartaji