Kuliah Umum Prodi Sejarah  “How to Celebrate a sima Foundation Epigraphy meets Food History in 10th-century Java” bersama dengan Prof. Dr. Arlo Griffiths

Kuliah Umum Prodi Sejarah “How to Celebrate a sima Foundation Epigraphy meets Food History in 10th-century Java” bersama dengan Prof. Dr. Arlo Griffiths

Ilmu Budaya / 2 days ago

Prodi Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran menyelenggarakan kegiatan kuliah umum yang diselenggarakan di Aula Pusat Studi Bahasa Jepang Fakultas Fakultas Ilmu Budaya. Kegiatan tersebut mendatangkan ahli/dosen tamu yang bernama Prof. Dr. Arlo Griffiths yang merupakan Professor Sejarah Asia Tenggara dari Lembaga Penelitian Perancis/Ecole Francaise D’Extreme-Orient (EFEO) dan dimoderatori oleh Fadly Rahman, M.A (dosen ilmu sejarah). Kuliah umum yang dimulai pukul 10.00 WIB tersebut di buka oleh dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Aquarini Priyatna, M.A., M.Hum., PhD serta dihadiri oleh para dosen Fakultas mahasiswa dari Prodi Ilmu Sejarah. 

Dalam memaparkan presentasinya yang berjudul “How to Celebrate a sīma Foundation

Epigraphy meets Food History in 10th-century Java” Prof. Arlo menjelaskan berbagai temuan soal kuliner dalam masyarakat Jawa Kuno terutama pada abad X Masehi. Temuan-temuan tersebut ia dapatkan dari berbagai sumber, antara lain: Relief Candi, Prasasti dan Lempengan Prasasti. Beberapa diantaranya terdapat dalam Relief Candi Borobudur. Selain itu, temuan yang sama juga terdapat dalam Prasasti, diantaranya Prasasti Paradah I, Sangguran, dan Masahar. Adapun dalam Lempengan Prasasti beberapa diantaranya termuat dalam Lempengan Prasasti Anjatan, Anglayang, dan Alasantan. Dalam sumber-sumber tersebut ditemukan tidak hanya sajian kuliner yang banyak ditemukan, tetapi juga dapat dipelajari teknik mengolah makanan, aneka masakan, cita rasa, aneka bumbu hingga perabot masak yang digunakan oleh masyarakat Jawa Kuno. Beberapa kuliner yang banyak di makan oleh masyarakat Jawa Kuno, antara lain hidangan ikan, seperti ikan Beong, Gurame, Gabus dan Peda. Juga, sayuran dan daging-dagingan. Dodol dan kue tepung beras juga menjadi makanan ringan yang banyak ditemui. Tidak lupa, bumbu masakan seperti garam, bawang, laja, acan, kemiri, dan laja menjadi komoditas utama dalam bumbu masakan masyarakat Jawa Kuno. “Hal ini merupakan bukti khazanah seni kuliner Indonesia sudah berusia tua, istimewa, khas, dan kaya” Ujarnya. Kuliah umum tersebut diakhiri dengan sesi diskusi dan selesai pada pukul 12.00. Sebelum diakhiri dengan pemberian plakat yang diberikan oleh Kaprodi Ilmu Sejarah, Dr. Miftahul Falah, M.Hum. kepada Prof. Arlo