Dies Natalis ke-62 FIB Unpad, Indonesianis Pamela Allen Bicara Pentingnya Penerjemahan Sastra
Karya sastra ternyata bukan sekadar rekaan fiksi belaka. Sastra bisa menjadi media untuk menampilkan kondisi sejarah dan sosial suatu bangsa ke dunia luar.
“Terjemahan sastra merupakan kunci penting tidak hanya membuka kekayaan sastra suatu negara tetapi juga sejarah dan realitas sosiopolitiknya,” ungkap Indonesianis dari University of Tasmania, Australia, Assoc. Prof. Pamela Allen, PhD, saat menyampaikan orasi ilmiah “Why Translation Matters” dalam rangka Dies Natalis ke-62 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Senin (2/11).
Sejak zaman kolonial, banyak sastrawan Indonesia yang menggunakan realitas sosiopolitik sebagai materi karya. Hal ini kerap mendorong sastrawan, bersama seniman dan jurnalis menjadi sasaran sensor oleh rezim otoriter.
Pembungkaman karya tidak lantas mematikan imajinasi dan kreativitas sastrawan. Peneliti bahasa, sastra, dan kajian Indonesia ini mengatakan, sastrawan harus menemukan cara yang cerdik dan kreatif untuk memasukkan kritik sosial dan politik ke dalam karyanya.
Lebih lanjut akademisi yang rutin menerjemahkan karya sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris ini menjelaskan, ebelum aktivitas penerjemahan karya sastra Indonesia dilakukan, masyarakat luar sulit mengetahui bagaimana kondisi sosiopolitik Indonesia.
Padahal, Indonesia kaya akan sejarah yang tidak diketahui secara luas di tingkat internasional. Karena itu, penerjemahan karya sastra Indonesia juga dapat menyampaikan ke pembaca non-Indonesia tentang kondisi sosial politik Indonesia.
“Sastra dan terjemahan sastra bisa menjadi jendela di mana kita bisa melihat realitas sosial, bahwa sastra dapat berbicara dengan kita lebih kuat dari bentuk wacana lain,” kata Allen.