Unpad Manglayang Training 2022 Ajak Masyarakat Lakukan Penghijauan Kembali
Jatinangor, Jawa Barat — Universitas Padjadjaran kembali menggelar acara Unpad Manglayang Trail Running (Unpad MTR) dengan konsep luring atau langsung secara keseluruhan. Adapun, tahun sebelumnya acara diselenggarakan secara hybrid dengan dimeriahkan oleh 150 pelari langsung dan 500 pelari jalur virtual run.
Unpad MTR dimeriahkan oleh para peserta lari yang berasal dari berbagai kota dan provinsi. Acara ini diselenggarakan di Jatinangor, Sumedang. Pembukaan dimulai sejak pukul 05.00 dengan melepas kategori lari 42K (Trail Marathon). Selanjutnya, kategori 21K (Trail Half Marathon) pada pukul 05.30, kategori 10K (Fun Trail) pada 05.45, dan yang terakhir kategori 5K (Family Trail) pada pukul 06.00.
Adapun peserta Unpad MTR terbagi ke dalam empat kategori. Sebanyak 100 pelari pada kategori 42K, 150 pelari pada kategori 21K, 150 pelari 10K, dan 200 pelari pada kategori 5K. Setiap peserta ditetapkan melalui ketentuan mandatory gears, meskipun terdapat sejumlah perbedaan berdasarkan tingkat kesulitan yang ada.
“Tentu pada kategori 42K dan 21K kelengkapan mandatory gears lebih banyak secara item dibandingkan kategori 10K dan 5K, mengingat medan berlari pun lebih berat,” ujar Race Director Unpad Manglayang Trail Running.
Secara teknis, cut off time berlaku 7 jam untuk kategori lari 42K, 6 jam untuk kategori 21K, 2 jam untuk kategori 10K, dan 1,5 jam untuk kategori terakhir, yaitu 5K. Dengan demikian, diharapkan acara resmi ditutup pada pukul 17.00.
Jalur yang dipilih pada kegiatan Unpad MTR tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, yaitu dari Kampus Unpad Jatinangor ke arah Batu Beureum melalui Bumi Perkemahan Kiara Payung. Pelari yang memilih rute marathon dan half marathon memiliki trek lari hingga ketinggian 1818 mdpl. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pelari, sebab medan lari di Gunung Manglayang yang mengacu adrenalin.
Acara ini turut melibatkan anggota Palawa Unpad untuk menjadi bagian dari penggagas kegiatan.
Di sisi lain, Unpad MRT telah mendapat dua poin ITRA pada kategori 42K dan satu poin 21K. Demi memenuhi ketentuan ITRA, panitia Unpad MTR mengurangi satu titik pos hidrasi pada kategori 42K dan 21K.
“Jangan khawatir, pengurangan ini sudah diperhitungkan dengan baik, sehingga tidak memberi dampak negatif bagi peserta,” ujar Safitra.
Keuntungan poin ITRA yang didapat pelari, yaitu bagi peserta yang finish sesuai cut off time akan mendapat poin untuk mengakses sejumlah race trail di luar negeri yang tergabung dalam ITRA.
Selain berlari, konsep acara Unpad MRT juga mengangkat semangat menjaga lingkungan melalui penghijauan kawasan. Hal ini dibuktikan dengan diterapkannya konsep tersebut melalui kegiatan “1 Pelari 1 Pohon” secara konsisten.
Berlandaskan jumlah pelari yang mencapai 600, maka pada kesempatan tersebut ditanamkan 600 pohon pada kawasan hutan Gunung Manglayang, terutama di lereng-lereng yang menjadi sumber ekonomi penduduk setempat. Tidak hanya peserta lari, kegiatan ini juga turut melibatkan penduduk dan kelompok tani untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan pohon-pohon yang telah ditanam tersebut.
“Kami memanfaatkan teknologi dengan mengembangkan aplikasi untuk ini,” ungkap Ketua Panitia Unpad MTR, Jaston Pangaribuan.
Adapun pohon yang dipilih untuk ditanam, yaitu pohon buah. Hal ini didasarkan pada harapan agar dapat mendatangkan manfaat ekonomis bagi penduduk sekitar. Beberapa pohon di antaranya, yaitu alpukat dan manggis.
Dikarenakan masih dalam masa transisi pasca pandemi covid, panitia Unpad MRT berkolaborasi dengan IdeaRun selaku race management. Melalui hal ini, tim race management menerapkan standar tinggi pada pelaksanaan acara, salah satunya dengan standar protokol kesehatan yang terbaru.
“Tim kami sudah bolak-balik mendaki sampai puncak tertinggi Gunung Manglayang dan senang sekali dengan jalurnya. Mudah-mudahan para pelari akan lebih happy nanti, dengan upaya kami mengelola fasilitas di lintasan,” ujar Safrita.
Unpad MRT didukung oleh sejumlah pihak, seperti IKA Unpad. Selain itu, ada pula sponsor yang datang dari PT Timah, Bank Mandiri, Telkomsel, Medco Foundation, Bumi Rantau Energi, Bank Indonesia, Strive, Salomon, BPJS Ketenagakerjaan, Kimia Farma, Crystalline, dan Netflix.id.
Melalui kegiatan lari bersama dengan masyarakat umum, diharapkan mampu menjadi jembatan penghubung antara institusi perguruan tinggi dengan publik. Dengan demikian, hal ini dapat memperbesar upaya mencapai tujuan kota dan pemukiman yang berkelanjutan.
Red : Maria Imanuella Dewi Sekartaji