“Smart Watering” sebagai Perangkat Hidroponik PintarDosen dan Mahasiswa FTIP Unpad
Jatinangor, 7 November 2020 – Tim peneliti Fakultas Teknologi Industri Pertanian (FTIP) Universitas Padjadjaran telah mengembangkan perangkat hidroponik menggunakan prinsip self watering system tanpa menggunakan energi listrik.
Dosen FTIP Unpad Dr. Sophia Dwiratna Nur Perwitasari, M.T., bersama lima mahasiswanya: Diki Abdulah, Chaerul Amin, Shilvya Dewi Agustien, Annisa Nurdiah, dan Salma Waffiyah mengembangkan sebuah perangkat yang dinamakan “Smart Watering”. Perangkat ini merupakan sebuah produk hasil hilirisasi Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi 2018-2019 yang diketuai oleh Dr. Sophia. Kemudian pada tahun 2020, produk ini diusulkan dalam kompetisi bisnis yang difasilitasi oleh Hibah Inovasi Pre-Startup Mahasiswa Unpad (HIPSMU).
Diki mengungkapkan bahwa penggunaan listrik dalam hidroponik cukup tinggi, terutama penggunaan listrik untuk pengelolaan air. Maka dari itu, “Smart Watering” hadir untuk menjawab permasalahan tersebut. Selain itu, Diki juga mengungkapkan bahwa “Smart Watering” memanfaatkan gaya gravitasi, prinsip archimedes, dan kapilaritas, dan memberikan hasil yang sama bagusnya dengan sistem yang memakai energi listrik untuk irigasi.
Penggunaan “Smart Watering” dipastikan dapat meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air dan nutrisi, dan tentunya hemat listrik. Selain itu, produk ini dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman dan metode hidroponik, seperti substrat dan kultur air.
“Kami mengaplikasikan self watering system, dimana 100% air dan nutrisi akan diserap oleh tumbuhan. Proses penguapan dari media tanamnya kami minimalisir,” jelas Diki.
Produk ini menggunakan berbagai komponen yang terdiri dari tandon, bucket, valve, dan saluran irigasi. Terkait penggunaan, pertama-tama tandon diisi dengan air dan nutrisi, lalu ketika keran dibuka, air dan nutrisi akan masuk ke setiap katup yang ada di wadah, dimana katup tersebut akan mengatur pemberian irigasi.
“Setiap bucket akan diairi oleh valve sesuai dengan kebutuhan tanaman,” imbuh Diki.
Dengan demikian, pengguna tidak perlu setiap hari menyiram. Proses menyiram tanaman hanya memerlukan waktu satu minggu sekali atau sesuai dengan fase tumbuh tanaman.
Diki dan tim memiliki prinsip “bertani tanpa ribet”, dimana penggunaan “Smart Watering” dinilai praktis, hemat biaya, dan ramah lingkungan. Dengan kata lain, mereka berupaya menciptakan produk yang mudah digunakan dengan hasil yang optimal.
Mengenai ciri fisik produk, satu instalasi produk berukuran sekitar 150×60 cm, dan diperkirakan mampu digunakan untuk 70 lubang tanaman sayur daun dan 10 tanaman sayuran buah. Menanggapi hal ini, Diki mengatakan bahwa produk ini dapat dimanfaatkan di teras-teras rumah atau pekarangan. Selain itu, produk ini mudah dikemas, dan pemasangannya mudah.
Sejak September 2020, produk ini sudah dipasarkan dan digunakan di berbagai daerah. Diki dan tim berharap, masyarakat (terutama yang tinggal di perkotaan) mudah bercocok tanam di pekarangan rumahnya masing-masing, dengan adanya produk ini. Diharapkan pula, produk mereka dapat berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia,.
“Kami sangat berharap, produk ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang, dikarenakan kami juga akan memproduksi ke dalam skala yang lebih besar,” pungkas Diki.
Red : Yohanes William Ivakdalam