Memaknai Kebahagiaan Sejati lewat Roman “Das Märchen vom Glück”

Memaknai Kebahagiaan Sejati lewat Roman “Das Märchen vom Glück”

Ilmu Budaya / Oktober 29, 2024

Jatinangor, 29 Oktober 2024 – Program Studi Sastra Jerman mengadakan acara membaca dan diskusi internasional tentang roman yang berjudul “Das Märchen vom Glück” (Dongeng tentang Kebahagiaan) karya Peter Rosei—seorang penulis berkebangsaan Austria. Diskusi internasional ini diadakan secara luring di Aula Pusat Studi Bahasa Jerman (Aula PSBJ) dan dihadiri oleh para mahasiswa prodi Sastra Jerman angkatan 2021–2024 serta tenaga pendidik prodi Sastra Jerman. Diskusi ini juga dihadiri oleh Michael Wislocki sebagai perwakilan dari Kedutaan Besar Austria.

Acara diawali dengan kata sambutan dari Dr. Cicu Finalia M.Hum., selaku Kaprodi Sastra Jerman, Dr. Mumuh Muhsin Z, M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya, dan Michael Wislocki sebagai perwakilan dari Kedutaan Besar Austria. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan roman “Das Märchen vom Glück” (Dongeng tentang Kebahagiaan) oleh Peter Rosei sebagai penulis dari roman tersebut.

Roman “Das Märchen vom Glück” (Dongeng tentang Kebahagiaan) karya Peter Rosei bercerita tentang seorang pria yang dalam perjalanan hidupnya mencari arti dari kebahagiaan sejati. Pria tersebut bertemu dengan berbagai tokoh yang mengutarakan pendapat dan nasihat mereka mengenai kebahagiaan, serta mereka memiliki cara dan filosofi mereka sendiri dalam memaknai dan mencapai sebuah kebahagiaan. Hal itu menambah wawasan baru dan mendorong sang pria untuk mencapai kebahagiaan dengan menggunakan cara dan filosofi dari berbagai tokoh yang dia temukan. Di sini ia mendapatkan pelajaran berharga bahwa meskipun kebahagiaan sangat dekat dengan hidup manusia, namun bukan hal yang dapat diraih dengan mudah .

Karya dari Peter Rosei tersebut merupakan sebuah seni yang indah dan memberikan makna serta pelajaran berharga bagi kehidupan. Banyak pelajaran berharga mengenai kehidupan yang dapat diambil dari roman yang dibuat olehnya. Tak ayal, banyak dari peserta acara yang tertarik untuk berdiskusi bersama Peter Rosei seputar roman tersebut) dalam sesi diskusi yang dimoderatori oleh salah satu dosen prodi Sastra Jerman, Kamelia Gantrisia, M.Hum.

Banyak hal yang dibicarakan dalam sesi diskusi antara para peserta dan Peter Rosei, mulai dari berdiskusi mengenai elemen interpersonal tokoh utama dalam roman, mencegah adanya writer block, sampai pada pesan utama yang ingin disampaikan kepada pembaca roman di luar negeri, khususnya di Indonesia. Dalam diskusi, Peter Rosei menyampaikan bahwa roman yang dia ciptakan merupakan sebuah panorama besar yang mencakup berbagai kehidupan sosial yang berbeda, di mana interpretasi terhadap tokoh utama sangat bergantung pada perspektif masing-masing pembaca dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor, terutama faktor tempat tinggal tokoh untuk memahami keseimbangan emosional tokoh utama. Selain itu, Peter Rosei mengatakan bahwa sebagai penulis, seseorang harus belajar dari orang yang lebih berpengalaman, dan melakukan banyak pekerjaan secara langsung untuk mengumpulkan pengalaman dan mengetahui lebih banyak hal, demi mengatasi writer block.

Diskusi ini diakhiri dengan pemberian cendera mata sebagai tanda terima kasih kepada Peter Rosei sebagai pembicara dan Michael Wislocki sebagai perwakilan dari Kedutaan Besar Austria yang telah berkenan hadir untuk berdiskusi bersama para mahasiswa Sastra Jerman FIB Unpad.

Dengan adanya diskusi ini, berbagai pihak—baik peserta maupun seluruh Sivitas Akademika FIB Unpad—diharapkan dapat memaknai kehidupan dengan seksama dan mencari kebahagiaan yang sejati, bukan yang hanya bersifat sementara. Selain itu, diskusi ini juga diharapkan dapat mempererat kerjasama antara Austria dan Indonesia, sehingga kedepannya Austria dapat kembali menjalin kerja sama dengan Indonesia, terutama dalam bidang akademik dan riset.

Red: Yohanes William Ivakdalam