Mahasiswa FIB Unpad Wujudkan SDG 8 Lewat KKN-PPM: Dari Kopi Hingga Ekonomi Kreatif
Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran kembali membuktikan bahwa ilmu yang mereka pelajari di kelas bisa langsung memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Lewat program Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) tahun 2025, mereka turut berkontribusi mendukung SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Sepanjang periode tersebut, ada lima program utama yang sukses digelar di berbagai desa mitra di Jawa Barat.
Di Desa Cikeruh, Jatinangor, mahasiswa Sastra Inggris dan Sastra Indonesia mengangkat potensi wisata lokal dengan memberdayakan masyarakat desa wisata. Mereka memberikan pelatihan bahasa asing dasar, workshop menulis konten promosi, hingga membantu pembuatan brosur wisata. Program ini sejalan dengan SDG 8.3, yang mendorong penciptaan lapangan kerja, kewirausahaan, dan inovasi melalui pengembangan ekonomi kreatif. Hasilnya, destinasi wisata desa semakin siap bersaing, produk lokal makin dikenal, dan daya saing ekonomi kreatif desa meningkat.
Program kedua hadir di Desa Margamekar, di mana mahasiswa Sastra Prancis bersama Ilmu Perpustakaan dan Sains Informasi melatih pelaku UMKM. Mereka diajak membuat katalog digital, belajar strategi branding, dan memanfaatkan media sosial sebagai kanal pemasaran. Kegiatan ini mendukung SDG 8.5, yaitu tercapainya pekerjaan penuh dan layak bagi semua, termasuk generasi muda. Dampaknya, produk lokal lebih mudah dijangkau konsumen, UMKM memiliki kanal pemasaran baru, dan peluang peningkatan pendapatan semakin terbuka.
Cerita menarik selanjutnya datang dari Desa Nagarawangi, Rancakalong, tempat mahasiswa Sastra Jepang dan Sastra Jerman mendampingi pemuda desa dalam mengembangkan sentra kopi. Selain pendampingan pengemasan dan storytelling produk, mereka juga memberikan pelatihan bahasa asing praktis untuk kebutuhan hospitality. Program ini sejalan dengan SDG 8.6, yang menargetkan pengurangan jumlah pemuda yang tidak bekerja atau tidak menjalani pelatihan, dengan cara memberikan mereka keterampilan kerja. Hasilnya, kopi Nagarawangi semakin bernilai tambah, pemuda desa aktif terlibat dalam pengelolaan sentra kopi, dan muncul peluang kerja baru di sektor pariwisata.
Di Pondok Pesantren Daarul Uluum Jatinangor, mahasiswa Sastra Sunda dan Antropologi menjalankan program kewirausahaan berbasis ekonomi hijau. Santri dan masyarakat sekitar dilatih mengolah limbah organik jadi kompos, mengembangkan usaha hidroponik, serta mengemas produk berbasis budaya. Program ini mendukung SDG 8.4, yang mendorong peningkatan efisiensi sumber daya dalam konsumsi dan produksi. Dampaknya, pesantren memiliki sumber pendapatan mandiri, lapangan kerja baru tercipta, dan kesadaran akan ekonomi ramah lingkungan semakin meningkat.
Terakhir, program lintas prodi FIB digelar di Desa Sindulang, Cimanggung melalui inisiatif “Meramban di Desa”. Mahasiswa memperkenalkan literasi pangan Sunda sekaligus meningkatkan kompetensi digital masyarakat. Mereka membantu mengolah hasil tani menjadi produk bernilai jual, melatih pembuatan konten promosi digital, hingga menerjemahkan brosur pariwisata. Program ini berhubungan erat dengan SDG 8.9, yaitu pengembangan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya lokal. Tradisi pangan Sunda pun tetap terjaga, sementara masyarakat memperoleh keterampilan baru untuk mendukung ekonomi desa.
Melalui kelima program ini, mahasiswa FIB Unpad menunjukkan bahwa kontribusi nyata pada masyarakat dapat berjalan seiring dengan pencapaian tujuan pembangunan global. Dari pemberdayaan desa wisata, penguatan UMKM, pengembangan sentra kopi, kewirausahaan pesantren, hingga pelestarian pangan lokal, semua kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan tinggi punya peran penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
Red. Thurfah Mahira Ahnaf