
Magang di Second Chance, Mahasiswa FIB Unpad Mendapat Penurunan UKT Sambil Menulis Skripsi
Second Chance, sebuah toko barang bekas, merupakan kreasi unik dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran. Toko ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk penjualan barang bekas, tetapi juga memberikan pembantuan finansial untuk mahasiswa dari latar belakang keluarga yang berpenghasilan rendah.
Toko Second Chance dimulai dari imbauan Prof. Aquarini Priyatna, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, pada tahun 2023. Toko ini bertujuan sebagai penjualan baju-baju dan barang-barang yang bagus dengan harga murah melalui sumbangan barang-barang yang masih layak untuk tidak dipakai. Namun, lebih penting lagi, program ini memberikan keuntungan finansial untuk mahasiswa karena dapat membantu dalam peringanan UKT. Manajer Operasi, Bu Ferli mengatakan, “Program magang ini membantu jika ada yang kesulitan urusan UKT atau yang beasiswa telat, seperti yang mendapat beasiswa KIP tetapi dananya masih belum turun.”

Awalnya, program ini ingin diadakan sebagai unit usaha, tetapi kemudian dijadikan charity shop agar toko tidak harus menempuh target spesifik dan sekaligus membantu mahasiswa dengan latar belakang finansial yang rendah.
Setiap semester, terdapat dua orang mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang magang di Second Chance. Di tahun sebelumnya, mahasiswa yang magang berasal dari Sastra Indonesia dan Sastra Jepang. Tahun ini, terdapat mahasiswa dari Sastra Prancis dan Sastra Jepang pada semester genap, kemudian dua mahasiswa dari Sastra Indonesia pada semester ganjil ini.
Mahasiswa yang diperuntukkan untuk mengikuti program magang ini adalah mahasiswa yang sedang melakukan skripsi dan membutuhkan keringanan UKT. Selama mereka magang, mahasiswa dapat bekerja di toko, yang juga berlokasi di fakultas, sambil mengerjakan skripsi.
Saat Second Chance diadakan, fakultas mengadakan pendaftaran program magang secara terbuka. Namun, pada akhir-akhir ini, untuk menspesifikasikan program untuk mahasiswa dari latar belakang keluarga yang berpenghasilan rendah, fakultas menerima mahasiswa magang langsung dari ketua program studi.
Mahasiswa yang magang di Second Chance memiliki berbagai tugas dan tanggung jawab sebagai pengelola toko. Mereka menjadi penjaga toko dari pukul 09:00 sampai 16:00 dan penjadwalan disesuaikan dengan bimbingan dan pekerjaan tesis, serta kesepakatan antara dua mahasiswa yang magang. Mereka pun melakukan berbagai pencatatan, seperti setiap transaksi yang masuk dan barang-barang yang dititipkan untuk dijual. Selain itu, mereka mengurus konten di Instagram Second Chance. Namun, menurut Bu Ferli, yang paling penting adalah para mahasiswa yang magang “menjaga kerapihan toko Second Chance agar pengunjung bisa datang dengan nyaman.”
Selama mahasiswa magang, mereka pun dapat keuntungan pengalaman sekaligus keuntungan finansial. Mereka mendapatkan uang saku untuk kebutuhan sehari-hari dan juga pemotongan UKT sebesar Rp500.000,00. Selain mahasiswa yang magang, keuntungan pun dapat dirasakan oleh para dosen dan mahasiswa lain karena mereka dapat menyumbang atau menitip jual barang-barang mereka. Sampai sekarang, jumlah orang yang mendonasi barang adalah 20 dan yang menitip jual adalah 119.
Jika dibandingkan dari tahun lalu, Bu Ferli mengatakan bahwa di awal-awal, Second Chance mendapatkan lebih banyak donatur dan penjual, tetapi, karena hype yang sudah mulai pudar, pembeli sudah mengurang. Ia merasa masalahnya terdapat dari posisi letak toko Second Chance yang kurang strategis. Karena itu, semester ini, FIB telah memutuskan untuk memindahkan posisi Second Chance dari belakang gedung PSBJ ke gedung B agar dapat terlihat oleh lebih banyak orang.
Bu Ferli berharap bahwa setelah pemindahan Second Chance, “dapat lebih banyak penjualan supaya keuntungannya juga bisa meningkat dan kalau peningkatan meningkat dan omzet lebih banyak, jadi makin banyak mahasiswa yang bisa kebantu.”
Red. Jauza Maryam Mumtazah