Sinatra Episode 7: Konsep Kecantikan Perempuan Sunda

Sinatra Episode 7: Konsep Kecantikan Perempuan Sunda

Ilmu Budaya / Juni 20, 2022

Liputan Sinatra Episode 7

Panon hideung,

Pipi koneng,

Irung mancung,

Putri Bandung.

Perempuan Sunda sudah sangat terkenal dengan kecantikannya. “Geulis” itulah julukan untuk perempuan Sunda yang cantik. Namun, bagaimanakah konsep kecantikan perempuan Sunda? Apakah sama dengan standar kecantikan pada umumnya?

Menurut Doktor Elis, seorang perempuan Sunda sekaligus pakar dalam bidang budaya Sunda, memaparkan bahwa konsep kecantikan perempuan Sunda tidak hanya dilihat dari wajah semata, tetapi dari dedeg pangadeg yang artinya keseluruhan bagian tubuh.. Mulai dari rambut sampai ke ujung kaki. Ada peribahasa Sunda yang berbunyi: “Ditilik ti gigir lenggik, disawang ti tukang lenjang, diteuteup ti hareup sieup.” Peribahasa tersebut menggambarkan bahwa kecantikan perempuan Sunda itu meliputi seluruh bagian tubuh.

Mulai dari rambut, rambut yang cantik menurut konsep kecantikan perempuan Sunda itu ikal mayang atau galing muntang, yaitu rambut yang panjang lebat yang sedikit bergelombang dan keriting. Turun ke bagian dahi, dahi yang cantik disebut dengan amis cau, yaitu dahi yang mempunyai rambut-rambut halus sehingga terlihat manis. Selain amis cau ada teja metrangan, yaitu dahi yang tidak terlalu lebar. Halis pun sangat diperhatikan dalam konsep kecantikan perempuan Sunda. Halis yang cantik itu disebut ngajeler ngajepat yang berarti halis yang tebal, panjang dan hitam. Lalu, mata yang bagus itu mata yang cureuleuk, artinya mata yang berbinar-binar, tidak terlalu sipit maupun terlalu melotot. Jangan lupa, bulu mata pun mendapatkan perhatian. Pada konsep kecantikan perempuan Sunda, bulu mata itu harus lentik, namun bukan hanya lentik saja akan tetapi lentik yang alami dan natural.

Apakah hanya sampai bulu mata saja? Tentu saja tidak. Setelah bagian mata, sekarang waktunya turun menuju ke hidung. Hidung yang ideal disebut hidung mancrit, yang berarti hidung yang tidak terlalu besar namun sedikit mancung. Setelahnya adalah pipi yang rancunit, pipi yang rancunit ini menggambarkan bentuk wajah yang oval sehingga memengaruhi bagian dagu yang juga disebut gado endog sapotong atau dagu yang seperti telur yang dipotong. Lalu, yang menarik adalah bagian bibir. Dalam konsep kecantikan perempuan Sunda, bibir yang indah itu disebut bibir merah delima. Bibir yang tidak lebar juga tidak kecil dan berwarna merah alami bukan dari polesan lipstik.

Dr. Elis bercerita bibir yang merah alami itu ada hubungannya dengan perempuan Sunda yang sering ngalemar yang berarti kegiatan menguyah daun sirih. Warna merah pada bibir sendiri didapat dari seringnya perempuan Sunda menguyah daun sirih, karena daun sirih akan mengeluarkan warna merah alami ketika dikunyah. Kegiatan menguyah sirih juga berpengaruh ke dalam  gigi, gigi yang indah menurut konsep kecantikan Sunda disebut huntu lir gula gumantung yang berarti gigi yang seperti gula kehitam-hitaman namun putih, bersih, dan cemerlang. Budayat ngalemar sendiri adalah budaya orang Sunda yang masih dilakukan sampai saat ini karena beragam khasiat yang dihasilkan daun sirih.

Pada bagian alat gerak yaitu tangan dan kaki konsep kageulisan mojang Sunda juga diperhatikan. Pada bagian jari tangan misalnya, jari tangan yang indah itu disebut lalencop atau jari yang lumayan panjang. Lalu, pada bagian kaki, kaki yang ideal itu harus memiliki bitis lir jaksi sajantung, yang artinya betis yang seperti jantung pisang (berisi, tidak terlalu besar, dan semakin ke bawah semakin mengecil).

Liputan selengkapnya dapat disaksikan di https://youtu.be/-0bebhWAn8k