Kantin Saridhona : Bayar Seiklasnya, Makan Sepuasnya
Jatinangor, 28 Maret – Suasana ramai mengisi Asrama Bale Wilasa I Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang. Di dalam asrama, koridor diisi beberapa kelompok yang tengah berdiskusi dan tempat fotokopi terlihat penuh oleh mahasiswa yang sibuk mencetak tugas.
Namun, tempat yang paling ramai diisi oleh mahasiswa di dalam asrama adalah Kantin Saridhona, sebuah kantin sederhana yang berlokasi di sebelah kiri asrama dan diisi deretan kursi serta meja dengan pagar bambu setinggi setengah badan orang dewasa.
Tampak depan kantin terdapat nasi dan deretan lauk pauk seperti ikan, sayur, telur, dan lainnya. Tak jauh dari tempat nasi, terlihat kotak kencleng, ditambah keranjang piring kotor serta tong sampah yang berada di sisi kiri kantin.
Kantin ini memiliki slogan “Makan Sepuasnya Bayar Seikhlasnya”, di mana siapapun yang makan di kantin ini, bisa makan sepuasnya dengan memasukkan uang ke dalam kencleng (kotak uang) seikhlasnya.
Salah satu mahasiswa Peternakan Unpad, Iman Taufik Ramadhan mengatakan bahwa kantin ini sangat membantu untuk mahasiswa, apalagi lokasinya yang berdekatan dengan asrama (mahasiswa penerima beasiswa) Bidik Misi yang secara finansial lemah. Ia berharap, konsep Kantin Saridhona dapat diikuti kampus lain maupun masyarakat. Hal ini dikarenakan, kantin merupakan tempat yang membantu bagi orang yang membutuhkan asupan gizi yang baik.
Selain itu, Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Unpad, Yan Muda Iskandarsyah mengungkapkan, kantin ini merupakan kantin kedua setelah didirikannya kantin pertama di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia mengatakan bahwa kantin tersebut adalah hasil inisiatif dari lulusan ITB. Pertama kali berada di ITB dan sukses, kemudian kantin ini didirikan di Unpad, setelah melalui obrolan dengan salah satu donatur yang merupakan teman dari Rektor Unpad.
Sebagai langkah awal, kantin tersebut didirikan di Bale Wilasa I. Dari segi lokasi, Bale Wilasa I memang tidak menguntungkan secara bisnis, dikarenakan lokasinya yang jauh dari pusat keramaian mahasiswa. Namun Unpad memilih lokasi tersebut dengan alasan kesiapan tempat. Pertimbangan lainnya dilihat dari Bale Wilasa sebagai asrama yang menampung para perempuan penerima beasiswa Bidikmisi yang notabene berasal dari keluarga kurang mampu. Jika pencairan beasiswa dari para mahasiswi tidak tepat waktu, mereka kesulitan untuk makan.
Dengan adanya kantin ini, diharapkan kebutuhan gizi dari para mahasiswa terpenuhi, dengan pembayaran makanan yang dilakukan seikhlasnya.
Makna Kantin Saridhona
Yan menjelaskan bahwa kantin ini bukan hanya sekadar tempat makan. Terdapat banyak makna yang ingin disampaikan, mulai dari mendidik, belajar berbagi, sampai dengan disiplin.
“Kantin ini mengajarkan orang untuk saling membantu. Orang yang tidak punya uang, bisa bayar berapapun. Sementara yang berkecukupan, bisa membeli lebih atau memberikan donasi dalam bentuk yang lain,” tuturnya.
Makna lainnya adalah disiplin, di mana terdapat tata cara makan di Kantin Saridhona. Mahasiswa atau pengunjung akan diberi semacam piring beralas daun pisang untuk mengambil makan. Meski bisa makan sepuasnya, mahasiswa diimbau untuk makan secukupnya, jangan sampai ada nasi atau lauk yang terbuang.
Sesudah makan, pengunjung bisa mengisi kencleng Seusai mengambil makanan, pengunjung bisa mengisi kencleng seikhlasnya dan kembalian dapat diambil secara mandiri dari kencleng.
Tidak lupa juga, para pengunjung diimbau untuk membereskan sisa makanannya sendiri, memasukkan sampah ke dalam tong sampah, dan menyimpan piring maupun gelas kotor di tempat yang sudah disediakan.
“Porsi makanan yang disediakan untuk sementara adalah 100-120 porsi setiap hari, sesuai budget yang ada saat ini. Dan itu pun sebelum siang hari sudah habis,” ucapnya.
Ia berharap, ada donatur yang bisa membantu Kantin Saridhona, karena rencananya kantin ini akan dikembangkan ke bagian bawah, tepatnya di pusat keramaian mahasiswa.
Yan mengatakan bahwa para pengunjung tidak perlu khawatir terkait dengan masalah gizi, karena semua menu yang ada di Kantin Saridhona sudah dihitung gizi dan komposisinya oleh Fakultas Kedokteran Unpad.
Red : Yohanes William Ivakdalam