Kampanye Pencegahan Diabetes Mellitus oleh Padjadjaran Nursing Corps
Jatinangor, 16 November – Salah satu organisasi di bawah BEM Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, Padjadjaran Nursing Corps berpartisipasi dalam kampanye dunia tentang pencegahan Diabetes Mellitus (DM) dengan mengadakan kegiatan screening risiko DM, edukasi, photo booth dengan clue circle, dan pengumpulan dana untuk penderita DM. Kegiatan ini juga digelar sebagai bagian dari memperingati “World Diabetes Day” setiap tanggal 14 November. Kegiatan positif yang didukung penuh oleh Fakultas Ilmu Budaya dan segenap fakultas lainnya di Unpad ini diikuti oleh sebanyak 138 pengunjung, mulai dari tanggal 9 hingga 14 November yang lalu di Gerbang Lama Unpad.
Berdasarkan screening berdasarkan usia, indeks masa tubuh, riwayat keluarga DM, riwayat hipertensi, riwayat gula darah tinggi, pola diet dan kebiasaan olahraga dari 138 pengunjung, telah diketahui bahwa 70% diantaranya memiliki risiko DM pada kategori rendah, 24% mengalami sedikit peningkatan risiko DM, 4% risiko menengah, dan 2% risiko tinggi DM sangat tinggi.
Sebagian besar orang masih memiliki risiko DM rendah, namun tidak menjamin mereka tidak berisiko. Lalai menjaga diet, olahraga, dan pola hidup sehat lainnya, akan memungkinkan terjadinya risiko DM yang lebih tinggi. Di lain sisi, sebagian besar pengunjung mengakui bahwa mereka tidak sepenuhnya mengetahui risiko DM dan upaya pencegahan DM. Bahkan, penelitian pada keluarga penderita DM yang pada dasarnya berinteraksi langsung dan terpapar dengan penderita DM juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama bahwa mereka tidak sepenuhnya melakukan perilaku pencegahan yang diharapkan, seperti memeriksa gula darah, menjaga diet, dan melakukan olahraga secara teratur. Ditambah lagi, sebagian besar masyarakat masih memiliki keyakinan bahwa DM hanya diderita oleh “orang tua”. Padahal jika berpacu kepada data, diabetes juga banyak ditemukan di kalangan anak-anak dan remaja yang disinyalir berhubungan erat dengan banyaknya temuan obesitas pada balita dan anak-anak. Data ini memperkuat mengenai pentingnya tindak lanjut berupa peningkatan intensitas upaya edukasi dan screening guna meningkatkan kesadaran semua pihak pentingnya upaya pencegahan.
Di Indonesia, upaya pencegahan masih merupakan tantangan berat. Kebiasaan masyarakat yang menunggu sakit (muncul gejala) terlebih dahulu dan akhirnya memutuskan untuk berkunjung ke puskesmas/rumah sakit, menjadikan masyarakat merasa aneh, apabila dalam kondisi “sehat”, namun diminta melakukan pemeriksaan kesehatan. Merubah kebiasaan tidak selalu mudah.
Hingga saat ini, World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu dari 10 negara dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) terbanyak di dunia dan diperkirakan bahwa jumlah penderita DM akan terus meningkat, bahkan pada usia yang lebih muda.
Data juga menunjukkan, banyak penderita DM yang terlambat terdiagnosa, bahkan banyak di antara mereka yang terdiagnosa secara tidak sengaja atau setelah mengalami komplikasi. Kondisi ini menyebabkan upaya penanganan dan pencegahan komplikasi lebih sulit dan cenderung tidak efektif. Selain jumlah yang terus meningkat, DM juga dikenal banyak menimbulkan dampak negatif baik secara fisik, psikis, sosial-spiritual, maupun finansial, baik untuk pasien maupun keluarga.
Melihat berbagai hal tersebut, diharapkan dengan adanya kampanye ini, setiap individu menyadari secepat mungkin pentingnya melakukan pengecekan tingkat risiko DM yang dengannya mereka dapat mengambil upaya penanganan ataupun menjaga pola hidup sehat. Jika kesadaran ini muncul di masyarakat, maka diagnosa yang terlambat dan komplikasi akibat DM dapat ditekan.
Red : Yohanes William Ivakdalam