FIB Unpad usung budaya Sunda ke pentas dunia melalui AIFIS-MSU 2022
AIFIS-MSU 2022 (American Institute for Indonesian Studies – Michigan State Univeristy) International Conference on Indonesian Studies kembali digelar dengan tema “Emerging Discourses and Collaborations in New Age”. Tahun ini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran menjadi salah satu kolabolator bersama dengan beberapa kampus lain dalam hal penyelanggarannya.
AIFIS 2022 diikuti oleh tiga ratusan lebih presenter dari berbagai negera. Kegiatan tersebut diselanggarakan pada 21 Juni – 25 Juni 2022 secara daring. Setiap presenter berbicara di panel masing-masing sesuai dengan topik yang disampaikan. Berikut beberapa panel yang diikuti oleh presenter dari FIB Unpad; Film and Photography as Critical Lens; Engaging Identity: Contestation, Struggle, and Hegemony; Memory and Political History; Coloniality and Postcoloniality in Indonesian Literature; Gender and Sexuality: New Articulations; Gender and Subjectivity in Indonesian Literature; Local Language and Cultural Terminologies; Sports, Society, and Solidarity; More than One Languages: Local, National, and Transnational; Topics on 1965: Identity, Operations, and Memory; Producing a Different Kind of Indonesia: Histories of “Local Science” in the Age of the Pandemic. Presenter dari FIB terdiri dari dosen dan mahasiswa, diantaranya: Rima, Hilman, Lina, Faizzah, Ari, Adji, Gani, Ida, Mega, Trisna, Rasus, Dian, Sandya, Ekaning, dan Tisna. Sedangkan Dekan FIB Unpad, Prof. Aquarini Priyatna tampil dalam spesial panel “Gender & Sexual Violence on Campus: Progress, Challenges, and Pathways Forward.”
Dalam closing ceremony, menampilkan Traditional Sundance Dance Performance || Seni Tradisi Sunda dalam Budaya Masa Kini // Sundanese Traditional Art in Today’s Culture presented by Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda Universitas Padjadjaran sehingga membuat AIFIS 2022 semakin menghibur. Seni yang ditampilkan terdiri dari seni musik Es Lilin, Mojang Priangan dan seni tari Subali Sugriwa, Jaipongan, Goyang Karawang, Nyimas Gedung Waru, dan Tari Merak. Taufik Ampera, selaku ketua tim seni, berpendapat bahwa seni musik dan tari Sunda merupakan sebuah kehormanisan antara hati, pikiran, dan jiwa yang mampu memunculkan karakter dalam setiap nada dan gerak. Beberapa komentar dari penonton:
it’s hard not to goyang – Megan Hewitt
Assiiikk – Yosef Djakababa
They are just awesome! Keren! – Joan Liwe
Tarian dan seni ini betul-betul mengesankan – Robert Hefner