Dukung Peningkatan Pengetahuan Publik, Mahasiswa Adakan Pameran Kandally
Jatinangor, Jawa Barat — Pengetahuan merupakan hal yang bersifat inklusif, sehingga seharusnya dapat diakses oleh siapapun. Adapun perpustakaan menjadi sarana pendukung perolehan informasi. Bukan hanya menyimpan buku, umumnya perpustakaan juga menyimpan berbagai barang yang menunjang perolehan informasi tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa program studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Padjadjaran angkatan 2022. Pada November 2023 lalu, mereka mengadakan sebuah pameran yang mengangkat tentang pola kebiasaan masyarakat Sunda bertemakan “Kandally” yang merupakan kepanjangan dari “Kandaga Sundanese Gallery”. Pameran ini dilangsungkan di Gedung Kandaga (Perpustakaan Pusat Unpad Jatinangor) pada Senin (27/11) hingga Rabu (29/11).
Kepala Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad yang sekaligus merupakan dosen pengampu, Wina Erwina menyampaikan bahwa pameran “Kandally” merupakan salah satu bentuk tugas akhir dua mata kuliah, yaitu Dokumentasi Budaya dan Hubungan Masyarakat Lembaga Informasi. Adapun kegiatan ini turut didukung oleh Pusat Pengelolaan Pengetahuan Universitas Padjadjaran.
“Dua mata kuliah itu digabungkan, mahasiswa menyelenggarakan suatu event (yang) kontennya dari mata kuliah Dokumentasi Budaya,” ujar Wina.
Wina turut menjelaskan bahwa pameran “Kandally” berfokus pada poin utama, yaitu pola kebiasaan masyarakat suku Sunda dalam pertanian sawah, pertanian ladang, peternakan, dan perikanan. Adapun informasi-informasi yang disuguhkan tidak hanya sebatas buku, melainkan juga berupa infografis dan perlengkapan sehari-hari, sehingga menarik secara visual.
“Ada alat musik kecapi, angklung, juga dapur tradisional dengan peralatannya. Ada satu section tentang pakaian-pakaian adat Sunda. Ada pakaian harian, ada pakaian khusus, dan sebagainya. Pengunjung yang datang ke sana boleh pakai baju itu terus difoto,” jelas Wina.
Waktu penyelenggaraan pameran yang bersamaan dengan ajang Pimnas 36 menjadikan daya tarik tersendiri bagi para tamu dan pengunjung. Wina berpendapat bahwa momen ini dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk menyebarluaskan hasil kolaborasi berbagai bidang ilmu pengetahuan sesuai dengan prinsip Pusat Pengelolaan Pengetahuan. Hal ini menjadikan Kandally sebagai acara yang menghibur, edukatif, dan informatif.
Melalui pameran Kandally, Wina berharap para tamu maupun mahasiswa Unpad lebih mengenal masyarakat Sunda. Di satu sisi, penyelenggaraan program tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan keahlian mahasiswa, khususnya dalam penyelenggaraan event dan pembuatan konten pameran.
Pameran “Kandally” turut mendapatkan respon positif dari para mahasiswa Unpad. Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB), yaitu Mahfirotu, Fazra, dan Nabila mengungkapkan kekaguman mereka pada konsep penyelenggaraan pameran dan informasi yang mengangkat kebudayaan Sunda tersebut.
“Yang paling menarik dari rangkaian galerinya adalah pakaiannya, karena bisa dicoba langsung. Pengalamannya lebih dapat bisa dicoba sekaligus foto-foto,” ungkap Fazra.
Ketiga mahasiswa tersebut mengaku mendapat informasi baru yang belum diketahui sebelumnya, seperti jenis dan bentuk cangkul yang berbeda dalam tradisi masyarakat Sunda. Keberagaman cangkul tersebut dipercaya memiliki filosofinya masing-masing.
Pameran budaya yang dikemas secara menarik menjadi salah satu cara perpustakaan membuka akses perolehan informasi bagi publik. Dengan demikian, hal ini dapat memperluas kesempatan masyarakat dalam mengakses informasi melalui bentuk layanan perpustakaan.
Red : Maria Imanuella Dewi Sekartaji