Memperkenalkan, Merayakan, dan Melestarikan Bahasamelalui Rinéka Padjadjaran ke-5

Memperkenalkan, Merayakan, dan Melestarikan Bahasamelalui Rinéka Padjadjaran ke-5

Ilmu Budaya / Maret 4, 2025

Jatinangor, 3 Maret 2025 – Sebagai upaya melestarikan seni dan budaya di lingkungan kampus, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) kembali menggelar Rinéka Padjadjaran pada Senin (24/02) Aula Pusat Studi Bahasa Jepang (Aula PSBJ). Terbuka untuk semua kalangan dan dapat diikuti secara gratis, Rinéka Padjadjaran hadir dengan semangat menghidupkan kembali nilai-nilai budaya berbagai bahasa melalui berbagai bentuk seni.

Mengenai definisinya sendiri, Rinéka Padjadjaran merupakan sebuah wadah yang digagas oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB) untuk merayakan, mengekspresikan, sekaligus melestarikan seni dan budaya. Pada saat ini, Rinéka Padjadjaran telah hadir untuk kelima kalinya dengan tema “Mikawanoh Basa Indung Ngaliwatan Sastra Anak (Mengenal Bahasa Ibu melalui Sastra Anak)”.

Rinéka Padjadjaran ke-5 hadir untuk mengenalkan sekaligus memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (Poé Basa Indung Sadunya) melalui sastra anak.

Dilansir dari situs kemdikbud.go.id, Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) 2025 mengusung tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua” dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dalam pendidikan, mendorong penerapan pendidikan multibahasa, serta memperkuat pelestarian bahasa daerah.

Sesuai dengan tema dan substansi dari HBII 2025, Fakultas Ilmu Budaya, khususnya Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda (Pamass) mengupayakan pelestarian Bahasa Sunda melalui pertunjukkan Wayang Dongeng “Sasakala Munding Nurut Ka Manusa (Asal-Usul Kerbau yang Tunduk pada Manusia)” dan disertai dengan kesenian Sunda seperti tari tradisional dan kawih Sunda.

Dalam Rinéka Padjadjaran ke-5, upaya pelestarian bahasa tidak hanya berfokus pada Bahasa Sunda, tetapi juga mencakup berbagai bahasa lainnya, seperti Bahasa Mandarin, Bahasa Arab, dan Bahasa Jepang. Berbagai bahasa ini diperkenalkan melalui beragam kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan aksi nyata untuk menjaga dan melestarikan bahasa serta budaya.

Melalui dukungan Himpunan Mahasiswa Sinologi (Himasino) dan Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (Himade), Rinéka Padjadjaran ke-5 menghadirkan beberapa workshop, seperti aksara Sunda, aksara Jepang, aksara Cina, dan aksara Arab, serta diperkaya dengan adanya workshop lainnya seperti pertanian tradisional, dan permainan anak.

Menanggapi suksesnya Rinéka Padjadjaran ke-5, salah satu panitia Rinéka Padjadjaran ke-5 Dian Fahri (Dian) mengaku sangat bangga terhadap acara ini, dikarenakan acara ini tidak luput dari adanya persiapan yang matang dan terukur dari panitia.

“Persiapan Rinéka Padjadjaran ke-5 membutuhkan waktu 1 bulan dan pada waktu tersebut persiapan yang dilakukan panitia sangatlah padat, mulai dari membuat naskah Sasakala, membuat berbagai properti, latihan pentas, dan berbagai hal lainnya. Semoga Rinéka Padjadjaran dapat berjalan secara rutin dan berkala dengan mengakomodir potensi kebudayaan yang ada di Fakultas Ilmu Budaya, khususnya di Universitas Padjadjaran,” kata Dian.

Dengan adanya Rinéka Padjadjaran, diharapkan sivitas akademika FIB, Unpad, maupun khalayak umum mampu untuk selalu melestarikan bahasa ibu dengan berbagai cara dan upaya yang kreatif.

Red : Yohanes William Ivakdalam
Ed. Maria Imanuella Dewi Sekartaji