Pusdi Komunikasi Lingkungan Unpad Gelar Pelatihan Penanganan Ular
Jatinangor, 26 Februari 2023 – Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) bersama Yayasan Sioux Indonesia menggelar pelatihan penanggulangan ular “Snake Handling Training” yang diikuti sejumlah mahasiswa dan tenaga keamanan kampus di kampus Fikom Unpad, Jatinangor, pada Sabtu (25/03).
Kegiatan ini di dukung oleh berbagai pihak dan Fakultas, salah satunya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sebagai salah satu Fakultas rumpun Sosial dan Humaniora.
Ketua Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fikom Unpad, Dr. Uud Wahyudin, M.Si., mengatakan bahwa target peserta dalam kegiatan ini yaitu tenaga keamanan, dengan harapan bahwa tim keamanan tidak hanya melakukan kegiatan pengamanan masyarakat di kampus, melainkan juga melakukan penanganan satwa, khususnya ular.
Dosen Fikom Unpad sekaligus aktivis satwa, Dr. Herlina Agustin, S.Sos., M.T., menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang tidak mengetahui tindakan yang harus dilakukan pertama kali saat menemukan ular. Maka dari itu, pelatihan ini diadakan sebagai pemenuhan dari situasi tersebut.
Ia mengatakan bahwa ular itu bagaikan tetangga yang dapat ditemui di mana saja, dan terkadang banyak orang yang tidak mengetahui cara mengatasi ular sehingga mengambil tindakan langsung dengan membunuh ular.
Tentunya jika menemukan ular, pihak yang dihubungi masyarakat untuk pertama kali adalah satpam. Maka dari itu, kegiatan ini berguna untuk mengedukasi satpam supaya mereka mampu menangani ular tersebut, demi melindungi masyarakat ataupun satwa itu sendiri.
“Satpam merupakan sasaran utamanya, karena jika ada ular, ular tersebut akan segera dibawa ke penampungan yang kita punya,” ujar Herlina.
Bersama dengan aktivis Yayasan Sioux Indonesia, para peserta tidak hanya diberikan edukasi tentang cara menangani ular, tetapi juga diajarkan tentang bagaimana mengidentifikasi ular, pemahaman dasar mengenai jenis ular, serta tindakan apa saja yang dapat dilakukan bila terdapat korban.
“Alat sederhana dapat kita gunakan untuk menangkap ular, misalnya dengan sapu,” ujar Gaza, salah seorang aktivis satwa Yayasan Sioux Indonesia.
Ia juga menambahkan bahwa ketika ular tersebut melukai seseorang, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menenangkan diri dan segera membersihkan diri dengan air mengalir sembari melakukan tiga hal penting, yaitu menekan, menahan, dan meninggikan agar tidak terkontaminasi oleh bakteri. Setelah itu, segera pindai bagian yang terluka agar tidak banyak bergerak.
Nantinya, ular akan dikembalikan ke habitat alaminya. Selain itu, ular yang terkumpul juga akan dipelihara di laboratorium sebagai objek penelitian mahasiswa.
“Harapannya agar kita sebagai manusia dapat hidup berdampingan dengan satwa, agar ekosistem yang ada tetap terjaga,” pungkas Herlina.
Red : Yohanes William Ivakdalam