Bantu Masyarakat Melanjutkan Studi, Wakil Rektor Unpad Jelaskan Empat Kebijakan Keberpihakan
Bandung, Jawa Barat — Pendidikan sejatinya menjadi sebuah hal yang dapat diakses oleh setiap elemen masyarakat dari latar belakang yang beragam. Akan tetapi, nyatanya hal ini masih belum terpenuhi secara maksimal. Adapun berbagai cara dilakukan, baik oleh perguruan tinggi maupun pemerintah dalam mengurangi kesenjangan tersebut.
Universitas Padjadjaran kerap kali dipilih oleh para calon mahasiswa sebagai tempat untuk melanjutkan studi perguruan tinggi. Adapun calon mahasiswa Unpad terdiri dari berbagai latar belakang masyarakat. Dalam menanggapi hal itu, pada penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2024/2025, sejumlah kebijakan telah dilakukan guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk bisa melanjutkan studinya di kampus ini.
Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan tersebut disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Arief S Kartasasmita. Adapun Unpad membagi kebijakan tersebut ke dalam empat program.
Program pertama merupakan beasiswa untuk mahasiswa berkebutuhan khusus (difabel) yang diterima melalui jalur masuk Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT).
Program kedua merupakan program undangan bagi siswa berprestasi yang tinggal di daerah yang terindikasi 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal).
Program ketiga Unpad diberikan dalam bentuk undangan bagi siswa berprestasi yang keluarganya belum pernah melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Sedangkan, program terakhir diberikan kepada siswa yang sekolahnya belum memiliki representasi di Unpad.
Terkait keberpihakan kepada teman-teman difabel, Arief menyampaikan bahwa Unpad memiliki perhatian khusus kepada mereka yang memiliki potensi untuk bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Adapun bentuk dukungan dan perhatian khusus tersebut turut selaras dengan upaya Unpad untuk mengingatkan peserta didik difabel agar dapat memilih program studi yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.
Di satu sisi, Arief turut menyampaikan bahwa Unpad memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para calon peserta didik yang berasal dari daerah 3T.
“Unpad juga mengundang siswa berprestasi dari sekolah yang berada di wilayah yang termasuk kelompok 3T di Indonesia. Kami akan undang siswa terbaik di sana, untuk diberikan semacam free pass, agar bisa masuk ke Unpad, tanpa perlu mengikuti tes-tes yang cukup berat,” ungkapnya.
Adapun untuk wilayah Jawa Barat, Unpad lebih memprioritaskan para calon peserta didik yang berasal dari wilayah 3T di pesisir selatan. Hal ini dikarenakan Unpad masih didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari kota-kota besar di Jawa Barat.
Arief turut menyampaikan bahwa Unpad membuka peluang besar bagi para calon mahasiswa dari keluarga yang belum pernah berkuliah untuk dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
“Jadi kalau di keluarga tersebut tidak ada yang berkuliah, maka yang pertama kali itu akan kami berikan perhatian khusus, karena dia akan menjadi wakil pertama dari keluarga tersebut untuk bersekolah ke perguruan tinggi,” tambah Arief.
Unpad turut mengundang para calon mahasiswa yang alumni sekolahnya belum pernah diterima di Unpad. Hal ini didasarkan pada database asal sekolah mahasiswa yang dimiliki oleh Unpad.
“Mereka akan diprioritaskan untuk bisa diterima di Unpad. Unpad telah memiliki database sekolah yang berhasil diterima di Unpad dalam lima tahun terakhir. Nanti, kami lihat kalau ada yang lulus dari sekolah yang belum diterima di Unpad, maka kami akan berikan perhatian khusus,” ungkap Arief.
Arief turut menambahkan bahwa pada tahun akademik 2024/2025 ini, pihak Universitas Padjadjaran tidak menaikkan UKT mahasiswanya. Hal ini dikarenakan Unpad menganut prinsip bahwa UKT mahasiswa perlu untuk menyesuaikan dengan kemampuan orang tua atau wali. Di sisi lain, Unpad turut menilai bahwa sebagian ekonomi masyarakat masih belum pulih akibat terdampak pandemi Covid-19.
Dengan kebijakan-kebijakan kooperatif yang dilakukan Unpad, diharapkan membuka peluang besar bagi masyarakat dari latar belakang dan kondisi yang beragam untuk dapat melanjutkan studinya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Red : Maria Imanuella Dewi Sekartaji